Memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing memang menyenangkan, namun di satu sisi berisiko memicu reaksi alergi, perlu dikeetahui juga lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari gejala, penyebab, faktor risiko, hingga penanganannya, karena salah satu jenis alergi yang terjadi ketika seseorang mengalami kontak dengan binatang, umumnya binatang peliharaan seperti anjing dan kucing
Reaksi alergi yang muncul biasanya ketika kamu terpapar bulu, liur, maupun urine dari binatang-binatang tersebut, gejalanya ditandai dengan gejala-gejala seperti bersin, batuk, hingga gatal pada kulit, untuk kasus ringan alergi tidak membutuhkan penanganan khusus selain menghindari faktor penyebabnya.
Umumnya iasanya, sistem imun atau kekebalan tubuh menghasilkan antibodi untuk melindungi tubuh dari virus, zat beracun atau bakteri, kata lain, sistem kekebalan keliru mengindentifikasi protein ini sebagai sesuatu yang dapat membahayakan, setelah tubuh mengembangkan antibodi penyebab alergi (alergen) dalam kasus ini, sebuah protein hewani, imun akan peka terhadap hal itu.
Sehingga saat hidung menghirup alergen atau bersentuhan dengan hal yang dimaksudkan sistem kekebalan tubuh merespon dan menghasilkan respons peradangan di hidung atau paru-paru.
Lakukanlah tes kulit dari alergi untuk memastikan apakah hewan yang menyebabkan gejala yang kamu alami, apabila kamu butuh pengobatan yang serius, kamu bisa mencoba imunoterapi alergen, dimana pengobatan ini melibatkan suntikan alergen binatang peliharaan di bawah kulitmu, dua kali perminggu selama sekitar enam bulan, yang selanjutnya sebulan sekali selama tiga sampai lima tahun, dan efektif dalam sekitar 75% orang.
Cara lainnya untuk mengurangi jumlah partikel binatang peliharaan yang mengambang lainnya di rumahmu adalah dengan menggunakan penyaring udara, bahwa hal ini telah dibuktikan oleh beberapa studi untuk menghilangkan udara penyebab alergi seperti bulu kucing.
Untuk usaha pengendalian alergi bisa dengan menghindari hewan peliharaan, ketika penderita mengurangi bertemu hewan peliharaan, reaksi akan berkurang, sayangnya akan terasa sulit atau tidak mungkin untuk menghilangkan sepenuhnya ekspos terhadap alergen binatang.
Bahkan apabila si penderita tidak punya binatang peliharaan sekalipun, kemungkinan mengalami alergi hewan peliharaan dapat terjadi, karena hal ini diakibatkan bulu yang tersangkut di pakaian orang lain dan kemudian terhirup penderita.
Apabila anda dan keluarga tidak mau melepas hewan peliharaan, para ahli merekomendasikan sejumlah tindakan alternatif, seperti membatasi kontak antara hewan peliharaan dan orang yang alergi dengan menjaga hewan peliharaan di luar atau di luar kamar, dan menggunakan pembersih udara.
Sayangnya tindakan ini tidak terlalu efektif, dan mengikuti cara ini kemungkinan besar akan memiliki konsekuensi, yakni lebih banyak gejala, lebih banyak obat, dan potensi asma yang memburuk.
Alternatifnya adalah mengisolasi hewan peliharaan dari anggota keluarga yang alergi, dengan menjaganya di luar ruangan, atau setidaknya di luar kamar tidur, tindakan pembersihan seperti penggantian karpet dengan ubin atau lantai kayu juga bermanfaat, karena karpet cenderung menjebak bulu, seering menyedot debu mungkin sebenarnya kontraproduktif.
Memiliki hewan peliharaan adalah hal yang menyenangkan bagi kebanyakan orang, terlebih yang beranggapan bahwa hewan peliharaan bisa tumbuh bersama dengan anak-anak adalah hewan peliharaan yang juga bagian dari anggota keluarga, seperti anjing yang bisa menjaga rumah ataupun anjing pekerja.
Hewan peliharaan kini telah di dukung oleh perusahaan asuransi dengan produk-produk asuransi hewan dengan bermacam jaminan dan kemudahan claim, serta harga yang makin terjangkau, sebelumnya buatlah sertifikat untuk hewan peliharaan anda agar mudah dalam pengurusan asuransinya, sebagai pemilik, tetaplah menjaga jarak aman, agar terhindar dari penyakit yang dibawanya, sering-sering periksakan ke dokter hewan, dan lindungi keluarga dengan asuransi kesehatan.(Arm)