Etika bisnis, adalah studi mengenai kebijakan dalam praktik bisnis yang sesuai dengan kegiatan bisnis atau sesuatu yang berkaitan dengan potensi maupun kontroversi yang terjadi pada aktivitas bisnis yang dimaksudkan, Etika Bisnis, berkaitan dengan
cara mengelola perusahaan, relasional kerja, pencegahan nepotisme, diskriminasi, praktik suap menyuap, tanggung jawab hutang-piutang, hingga tanggung jawab sosial perusahaan atau dana CSR.
Terdapat persetujuan hukum dalam etika bisnis yang berbeda beda di setiap negara yang mengatur dalam pedoman maupun dasar yang ditentukan dan setujui bersama oleh publik.
Tujuan yang menjadi acuan dijalankannya etika bisnis oleh sebuath perusahaan yaitu gunanya memastikan attitude dan moral yang konsisten dalam internal perusahaan, yang setelahnya dalam etika bisnis dapat diimplementasikan dengan baik,
akan membuahkan kepercayaan semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut.
Penerapan etika bisnis juga untuk mengelola seluruh pegawai yang berkaitan, dari staf, manajemen, eksekutif, tidak terkecuali pegawai baru, semua berhak dan berkewajiban untuk bersikap adil, rasa hormat, perlakuan jujur satu sama lain,
dalam sebuah organisasi bisnis.
Etika bisnis menjadi standar pegangan bersama bagi setiap anggota dalam sebuah perusahaan yang secara simultan berjalan dan terus dievaluasi, etika bisnis seringnya di jelaskan melalui memorandum ataupun adendum saat adanya karyawan baru
atau peraturan baru sebuah perusahaan.
Berikut adalah contoh dari etika bisnis yang umum ditemui di beberapa perusahaan, rasa hormat antar rekan kerja, etika untuk melindungi dan membantu melaporkan aksi pelecehan maupun pelangaran kerja, bertanggung jawab pada masyarakat dan lingkungan sekitar tempat badan usaha berdiri, kode etik dalam berpakaian.
Ide yang berktain mengenai etika bisnis muncul dan mulai dikenal sejak era 1970an di Amerika Serikat, dimana praktik bisnis komersial dibuka bersama tanpa memandang diskriminasi dan batasan lainnya, saat itu prinsip yang utama dalam etika ini
berdasar kajian akademis tentang suatu bisnis yang beroperasi dengan baik.
Berbagai peneliatan maupun studi dilakukan untuk memantau secara fungsi ataupun operasional bisnis dalam koridor etika atau etis. Pada masa itu etika bisnis menebalkan pandangan terhadap skandal pekerja bawah umur, dan kondisi pekerja yang tidak memperhatikan kesejahteraan buruh, setelah era perbudakan di zaman dulu.
Penerapan etika bisnis di setiap aspek bisnis selanjutnya berkembang di berbagai negara melalui penerapan aturan yang baku, berkaitan dengan gaji, jaminan sosial hingga jam kerja, tak sampai disana, etika bisnis juga mengacu tentang
bagaimana relasi antar perusahaan secara legal di mata hukum, dengan berlandaskan beberapa prinsip.
Hati nurani dan kemanusiaan
Prinsip etika bisnis yang utama adalah kemanusiaan dan hati nurani. Hal ini berarti bahwa dalam setiap usaha komersial harus didasarkan pada perasaan seseorang dalam penentuan peran dan perilaku tertentu dan tidak mementingkan keuntungan
pribadi. Prinsip utama ini dilakukan agar setiap orang tetap menjalankan bisnis sembari tetap mendapatkan kehormatannya sebagai manusia di mata manusia lain.
Oleh karena itu dalam hal pendirian atau operasional bisnis diharapkan setiap usaha memberi perhatian lebih pada aspek kemanusiaan, baik secara internal maupun eksternal.
Komitman rasional
Prinsip rasionalitas merupakan prinsip etika bisnis yang didasarkan oleh kode etik bisnis yang diikuti oleh pengusaha untuk menganalisis dan mengevaluasi aspek baik/buruk atau benar/salah dalam tindakan bisnisnya. Tindakan bisnis ini
meliputi etika dalam transaksi bisnis maupun operasional lain hingga relasi yang sebisa mungkin dilakukan secara taat hukum.
Aspek rasionalitas juga didukung oleh prinsip komitmen yang dilakukan oleh setiap pengusaha atau pelaku bisnis untuk memenuhi komitmennya pada perusahaan, orang lain, dan dirinya sendiri. Komitmen ini bisa diacu dalam tindakan jujur
dan tanggung jawab dalam setiap aktivitas bisnis yang dijalani seorang pelaku bisnis.
Kerja sama dan komunikasi
Prinsip etika bisnis yang selanjutnya adalah menyangkut hubungan dua pihak atau lebih dan proses komunikasinya. Dalam sebuah usaha, terdapat kesempatan atau kebutuhan untuk salih membangun relasi untuk berbagai kepentingan. Hal ini
perlu dilakukan secara etis dengan kaidah-kaidah etika bisnis tertentu sesuai yang disepakati secara hukum. Oleh karena itu, setiap komunikasi dilakukan dengan jelas, terbuka, dan legal secara hukum.
Begitu pula, kerjasama bisnis secara prinsip etika bisnis juga harus mengacu pada norma dan etika di mana kedua belah pihak atau lebih dapat menyepakati secara terbuka dan bebas dari tekanan apa pun.
Transparansi
Dalam setiap praktik bisnis, etika bisnis utama yang harus diacu adalah prinsip kemajemukan. Prinsip ini berarti bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang memiliki kapasitas atau kemampuan yang sama. Hal ini tentu saja menjadi pertimbangan
bagi setiap pengusaha untuk tidak meletakkan segala hal secara pukul rata, baik dalam praktik bisnis maupun pengambilan keputusan.
Pengusaha perlu mengikuti proses kerja yang wajar terhadap setiap karyawan atau kolega tanpa memberi penghakiman atas kemampuan atau latar belakang seseorang. Begitu pula, dalam praktik bisnis juga harus menjunjung tinggi prinsip transparansi,
sehingga kegiatan bisnis dan informasinya dapat diakses oleh para pemangku kepentingan untuk keperluan pengelolaan dan sebagainya.
Dalam berbisnis, menjalankan etika bisnis adalah hal yang sangat disarankan untuk menjadi pedoman, untuk menjalankan suatu bisnis dengan baik dibutuhkan ketekunan dan integritas dalam pengelolaan bisnis, termasuk diantaranya menjaga cash flow
agar tetap stabil, satu diantaranya adalah dengan mengasuransikan unit bisnis dengan produk-produk asuransi seperti asuransi properti atau asuransi penjaminan atau surety bond dalam pelaksanaan proyek.(Armin)