PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Pelancong Wisata Nusantara: Roda Penggerak Pariwisata


Rosasiva  |  Pariwisata  |  20 January 2022  |   1674 Pengunjung

Pelancong Wisata Nusantara: Roda Penggerak Pariwisata

Pariwisata  |  20 January 2022 Pelancong Wisata Nusantara: Roda Penggerak Pariwisata

Pelancong WIsata Nusantara Saat Ini Akan Menjadi Roda Penggerak Pariwisata

Pandemi Covid-19 saat ini memberi dampak yang kurang baik terhadap sektor pariwisata Indonesia. Kunjungan pelancong mancanegara atau turis asing hanya mencapai 1,58 juta orang sepanjang 2021. Angka ini menyebabakan penurunan sebesar 60,98% dibanding tahun 2020. Dalam kondisi seperti ini, pelancong nusantara menjadi harapan sekaligus sebagai roda penggerak pariwisata Indonesia di masa pandemi saat ini.

Dari 17 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia pada 2019, hanya sekitar 1,6 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia selama masa COVID-19. Akibatnya, pejabat pemerintah juga harus mencari cara untuk menarik wisatawan domestik untuk melakukan perjalanan dan mendorong pembelian produk lokal di sektor ekonomi kreatif (ekraf).

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan wisatawan Nusantara bukanlah harapan bagi mereka yang berkecimpung di industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun kini roda penggerak di sektor pariwisata adalah wisatawan dari nusantara yang kini menjadi lokomotif pergerakan sektor pariwisata dan kreatif.

Sandiaga mengungkapkan, tahun 2021, Badan Pusat Statistik mencatat data pergerakan pelancong nusantara mengalami peningkatan sebesar 12 persen bila dibandingkan dengan tahun 2020. Selain itu, devisa industri pariwisata mencapai $320-3,6 miliar, meningkat 4% dibandingkan tahun 2020. Dan kontribusi pariwisata terhadap PDB diproyeksikan meningkat sebesar 37,4% dibandingkan tahun 2020, mencapai 4,2% pada tahun 2021.

Sandiaga mengatakan, “Nilai ekspor produk kreatif dan kreatif diharapkan meningkat menjadi $20,5 miliar, dan pada tahun 2021  nilai tambah produk kreatif dan kreatif juga akan meningkat menjadi Rp 1,273 triliun.” .

Sandiaga Uno menegaskan, pergerakan wisatawan lokal  akan menjadi basis pemulihan sektor pariwisata Tanah Air pada 2022. Tujuannya adalah untuk bergerak antara 260 juta dan 280 juta.

Oleh karena itu, Sandiaga menekankan bahwa semua pemangku kepentingan di sektor pariwisata harus siap menyambut pemulihan pariwisata melalui penyediaan layanan yang berkualitas, kompetitif, dan berkelanjutan.

Kami ingin mengedepankan kualitas daripada kuantitas melalui protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” jelasnya. Sandiaga melanjutkan, penerapan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) harus ketat dan disiplin.

Menurut Henka Manurung, pakar manajemen krisis Kementerian Pariwisata, Kreatif, dan Ekonomi, kehadiran wisatawan domestik atau domestik akan menjadi fondasi baru bagi industri pariwisata Indonesia. “Karena di depan kita ada turis lokal, kita optimis ini sebenarnya strategi Kementerian Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan seluruh provinsi untuk menjadikan turis lokal sebagai tumpuan masa depan,  dan turis domestik adalah turis yang bertanggung jawab,”kata Henkey di Live Events Dialog Optimis Kebangkitan Pariwisata Indonesia 2022.

Menurut Ketua PHRI, Hariyadi B. Sukamdani berharap Omicron akan beralih dari pandemi ke endemik dan  efek ini tidak akan berlangsung lama. Hariyadi mengatakan Asosiasi Hotel dan Restoran ASEAN percaya bahwa Indonesia akan mendapat manfaat besar dari kehadiran wisatawan domestik atau lokal. Ini berbeda dengan situasi sebelum pandemi, tetapi setidaknya dibandingkan dengan negara lain.

Menurut Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusron berharap agar di tahun 2022 ini, pemerintah fokus pada industry MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Menurut dia, segmen pasar pelancong nusantara dari segi hotel dan restoran MICE lebih tinggi dibandingkan dengan rental.

Yusron mengatakan, "Untuk hotel dan restoran, untuk segmen pasar Winus, segmen MICE 70%, sedangkan rental, minat khusus dan lainnya hanya 30%." Yusron menunjukkan bahwa prospek industri MICE semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya eksistensi era globalisasi dan kemudian Revolusi Industri 4.0.

WhatsApp ASURANSIKU.id WhatsApp Customer Service