WHO pada laporan tahunannya menyebutkan lebih dari 630 juta orang mengalami depresi di dunia, dan 360 juta lainnya mengalami penderitaan kecemasan. Populasi orang Indonesia juga banyak diantaranya depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia. Angka di lapangan bisa saja lebih banyak sebab belum banyak yang menyadari gangguan kesehatan mental.
Lantas bila depresi atau gangguan jiwa lain muncul pada diri atau lingkunagn sekitar, kira-kira mesti konsultasi ke psikiater atau psikolog?
ASURANSIKU.id sebagai penyedia asuransi jiwa online ingin memberi penjabaran beda tugasnya psikolog dan psikiater. Psikolog dan psikiater memang sama-sama spesialis dalam kesehatan mental, untuk berkonsultasi tentang penyakit mental serta termasuk informasi penyebab, cara mengobati, dan gejala.
Perbedaan paling nampak yaitu psikolog bukan dokter medis. Psikolog termasuk tenaga yang ahli di bidang kesehatan mental lulusan sarjana dan bisa juga pascasarjana Psikologi. Sedangkan, psikiater yaitu dokter medis dengan lulusan Kedokteran spesialisasi diagnosis pengobatan gangguan mental dan setidaknya pengalaman 10 tahun pelatihan atau lebih.
ASURANSIKU.id sebagai penyedia asuransi jiwa online memberi pandangan para psikolog serta psikiater dapat memberi diagnosis gangguan dan penyakit. Lewat kepribadian, kebiasaan, tingkah polah, perilaku seorang psikolog memberikan diagnosis. Sementara seorang psikiater mendiagnosis para pasiennya melalui ilmu kedokteran tentang kerja otak dan saraf.
Oleh sebab psikolog merupakan profesi diluar dokter, tidak ada obat yang diresepkan. Servis pengobatan psikolog hanya sekedar konsultasi, psikoterapi psikologis, serta solusi perilaku, pola pikir. Terapis dapat menentukan tujuan yang spesifik setelah terapi usai. Psikiater dapat membuka sesi terapi psikologis serta resep obat secara bersamaan, juga termasuk check-up pemeriksaan tubuh dan tes di laboratorium.(RSV)