PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Gaming Disorder: Bahaya Kecanduan Game dan Dampaknya


Rosasiva  |  Gaya Hidup dan Kesehatan  |  07 September 2020  |   2527 Pengunjung

Gaming Disorder: Bahaya Kecanduan Game dan Dampaknya

Gaya Hidup dan Kesehatan  |  07 September 2020 Gaming Disorder: Bahaya Kecanduan Game dan Dampaknya

Gaming disorder, atau gangguan bermain game, adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas kebiasaan bermain game mereka. Aktivitas ini berlangsung berlebihan hingga mengganggu keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti hubungan sosial, pendidikan, bahkan pekerjaan. Gangguan ini telah diakui sebagai penyakit dalam klasifikasi penyakit internasional terbaru (ICD-11).

Seperti kecanduan lainnya, gaming disorder dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Kecanduan game tidak hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Terlebih lagi, pada usia remaja, di mana perkembangan mental dan emosional sedang terjadi, risiko dampak gaming disorder bisa jauh lebih besar.

Gejala Gaming Disorder

Para penderita gaming disorder umumnya memiliki ketergantungan emosional yang kuat terhadap game. Hal ini dapat membuat mereka terisolasi dari dunia nyata. Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami gaming disorder:

  1. Game menjadi prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sering kali terus memikirkan game bahkan saat tidak bermain, dan merasa tidak sabar untuk kembali bermain.
  2. Perasaan marah, sedih, atau cemas muncul ketika tidak bermain game, menunjukkan adanya ketergantungan emosional terhadap aktivitas tersebut.
  3. Menghabiskan waktu berlebihan untuk bermain game dan merasa sulit untuk mengendalikan keinginan bermain.
  4. Mengabaikan interaksi sosial dan kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan game, bahkan saat ada kesempatan untuk bersosialisasi.
  5. Tetap bermain game meskipun menyadari bahwa aktivitas tersebut dapat menyebabkan kecanduan dan merusak kesejahteraan psikososial.
  6. Mengabaikan nasihat keluarga dan teman, meski mereka telah memperingatkan bahwa kebiasaan bermain game sudah mencapai tahap yang meresahkan.
  7. Menggunakan game sebagai pelarian dari perasaan negatif seperti badmood, stres, atau depresi.
  8. Menurunnya performa di pekerjaan atau sekolah, akibat terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game.

Penyebab dan Risiko Gaming Disorder

Hingga kini, penyebab pasti dari gaming disorder belum sepenuhnya dipahami. Beberapa penelitian menyarankan bahwa faktor psikologis, sosial, dan genetik mungkin berperan. Seseorang yang mengalami tekanan mental atau stres berlebihan bisa saja beralih ke game sebagai pelarian, yang akhirnya mengarah pada kecanduan. Namun, tidak semua pemain game mengalami gangguan ini. Faktor lainnya yang berkontribusi bisa berupa kurangnya dukungan sosial, perasaan kesepian, dan kurangnya kontrol diri.

Penanganan Gaming Disorder

Metode diagnosis gaming disorder biasanya melibatkan wawancara terstruktur serta kuisioner khusus, seperti Internet Gaming Disorder Scale yang digunakan untuk mengukur tingkat kecanduan game. Penanganan gangguan ini memerlukan pendekatan psikologis, termasuk terapi perilaku kognitif yang membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan yang merusak.

Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman sangat penting untuk membantu seseorang keluar dari kebiasaan bermain game yang berlebihan. Mengatur batasan waktu bermain, mencari aktivitas alternatif yang lebih bermanfaat, serta meningkatkan interaksi sosial dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi gaming disorder.

Baca Juga: Vertigo Itu Apa? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

WhatsApp ASURANSIKU.id WhatsApp Customer Service