PORTAL ASURANSI TERPERCAYA
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023
Instagram Asuransiku.id Facebook Asuransiku.id Youtube Asuransiku.id Twitter Asuransiku.id Linkedin Asuransiku.id
Senin - Jumat 08:30 - 17:30 WIB
Nomor Telp Asuransiku.id 021 806 00 828 / Nomor Whatsapp Asuransiku.id 0812 1234 7023

Evergrande Krisis: Akankah Berakhir Seperti Lehman Brothers?


Akhmad Armin  |  Umum  |  24 September 2021  |   1964 Pengunjung

Evergrande Krisis: Akankah Berakhir Seperti Lehman Brothers?

Umum  |  24 September 2021 Evergrande Krisis: Akankah Berakhir Seperti Lehman Brothers?

Evergrande Dalam Ancaman Krisis, Akankah Berakhir Seperti Lehman Brothers?

Perusahaan properti raksasa Tiongkok, Evergrande, kini menghadapi krisis keuangan serius yang menarik perhatian global. Masalah ini mengingatkan kita pada kejatuhan Lehman Brothers yang mengakibatkan krisis ekonomi global pada 2008.

Hingga Kamis lalu, Evergrande menghadapi kesulitan besar dalam membayar bunga utang obligasi sebesar USD 83,5 juta (lebih dari Rp 1,2 triliun) dan surat utang senilai USD 676 juta. Jika masalah ini tidak segera diatasi, kegagalan bayar ini bisa berlanjut hingga 30 hari ke depan.

Ekspansi Tak Terkontrol

Sejak berdiri pada 1997 dengan nama Hengda, Evergrande telah berkembang pesat menjadi grup properti terbesar kedua di Tiongkok dan tercatat dalam daftar Global 500 dengan pendapatan terbesar di dunia. Perusahaan ini mengelola hampir 1.300 proyek, baik perumahan maupun infrastruktur, dan mempekerjakan lebih dari 200.000 orang.

Diskon Besar dan Penurunan Laba

Hingga Desember 2020, sekitar 1,5 juta konsumen telah membayar down payment untuk proyek Evergrande. Namun, dengan penghentian beberapa proyek, banyak pembeli meminta pengembalian uang. Meski perusahaan memberikan diskon besar, laba Evergrande turun 29% pada semester pertama 2021.

Ancaman Terhadap Mitra

Mitra seperti supplier dan subkontraktor mulai menuntut pembayaran, sementara Evergrande berusaha mengatasi masalah keuangan dengan menjual aset senilai USD 1,6 miliar di Hong Kong. Investor global juga merasa gelisah karena cashflow perusahaan semakin memburuk, dan Evergrande belum memberikan rincian tentang pembayaran bunga obligasi.

Dukungan dari Bank Sentral

Dampak krisis ini berpotensi menyebabkan krisis keuangan di Tiongkok, sehingga Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China) memberikan dukungan dana sebesar 90 miliar Yuan (USD 13,9 miliar atau Rp 198 triliun) ke sistem perbankan pada 22 September.

Masalah yang dihadapi Evergrande mirip dengan yang dialami Lehman Brothers pada 2008, dan dapat berdampak pada ekonomi global jika tidak ditangani dengan baik.

Kesimpulan

Krisis yang melanda Evergrande mengingatkan kita pada kejatuhan Lehman Brothers, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak global. Pengawasan dan tindakan cepat diperlukan untuk mencegah penyebaran krisis ini ke sistem keuangan yang lebih luas.

Baca Juga: Belajar dari kejatuhan raksasa finansial Lehman Brothers

WhatsApp ASURANSIKU.id WhatsApp Customer Service