Banyak negara mengalami resesi, bahkan collapse karena diawali inflasi tinggi, penyebabnya mulai dari tunggakan hutang negara ke lembaga atau negara lain pemberi hutang, maupun melambatnya laju ekonomi, yang masih terdampak dari pandemi, bahkan perang Rusia Ukraina.
Sehingga mengganggu rantai pasok dan aktivitas bisnis di hampir setiap negara yang terdampak, begitupun dengan krisis politik, yang menyebabkan masalah sosial sehingga inflasi terus terjadi, tidak terkecuali Indonesia, sempat diramalkan inflasi dan terancam resesi, namun menurut data statistik, tren penjualan rumah tetap meningkat, bahkan untuk properti yang sedang tahap konstruksi pembangunan, malah sudah ludes terjual, bagaimana bisa ?
Generasi milenial khususnya yang sedang meniti karir di kota-kota besar, cenderung mendapat penghasilan besar, sehingga properti adalah concern utama, target utamanya adalah lokasi di kota-kota satelit, dengan jarak tempuh 1 jam dari lokasi kerja, tentu hal ini cukup meringankan.
Sedangkan di area kota besar, pembelian seringkali fokus pada properti jenis apartemen, karena bagi kalangan milenial hal ini cukup terjangkau dan praktis, apartemen bisa menjadi instrumen investasi menarik, karena dapat disewakan kembali maupun untuk ditempati.
Selain itu, banyaknya investor asing, khususnya dari negara-negara yang terkenal ketersediaan lahannya sedikit, maka berinvestasi sekaligus menjual kembali properti Indonesia pada para ekspatriat, sesuai UU yang berlaku, juga menjadi penyebab kenapa real estate di Indonesia laku keras, serta menguntungkan perekonomian lokal seperti tenaga kerja konstruksinya.
Alasan lainnya adalah, kemudahan sistem pembayaran seperti cicilan maupun installment untuk membeli rumah, dengan tenor yang cukup panjang serta nilai cicilan yang relatif ringan untuk daerah-daerah yang jauh dari kota besar, maka ini bisa menjadi jalan keluar untuk membeli rumah di masa sulit ini.
Sedangkan untuk kalangan menengah ke bawah, pemerintah cukup getol membangun rumah subsidi dan memberi kemudahan bagi masyarakat kurang mampu untuk memiliki rumah jenis ini, ditambah lagi, ketersediaan lahan yang cukup luas di wilayah yang masih tergolong strategis meskipun sedikit pinggiran kota.
Teknik marketing seorang agent marketing sangatlah memukau sehingga banyak mendatangkan minat pembeli, karenanya dengan minat masyarakat akan properti yang ditujukan sebagai sarana investasi, maupun rumah huni, bahkan rumah singgah sekalipun, adalah salah satu cara untuk memutar kembali uang yang didapat.
Rumah cukuplah sulit saat dimiliki untuk dijual kembali, namun rumah bisa menjadi tempat yang layak untuk menjamu rekan bisnis maupun keluarga besar, menjaga keuangan dengan membeli asuransi rumah adalah satu langkah bijak untuk menetapkan perencanaan keuangan dari kebangkrutan.(Arm)