Membeli mobil dengan fitur yang tidak di provide oleh merk kebanyakan, rupanya menjadi alasan banyak orang untuk tidak membeli mobil tersebut, sehingga kesannya seperti mobil yang tidak disukai hingga tercitrakan produk buruk, padahal sebelutnya tidak, sehingga banyak yang baru membeli, langsung dijual, bahkan harganya anjlok.
Berupa-rupa jenis mobil yang dimiliki di Indonesia, seperti SUV, MPV, sedang dan lain-lain. Biasanya merek Amerika atau Eropa, mobil seperti Ford atau Chevrolet itu di pasaran harganya memang jatuh, dari Jepang juga ada, seperti Mazda. dan merek lainnya seperti Proton, atau Hyundai pada seri tertentu.
Aalasan kenapa mobil-mobil ini kurang diminati lantaran terdapat kekhawatiran dari konsumen, terutama soal daya dukung aftersales pabrikannya yang sudah tidak tersedia lagi, untuk diketahui, tahun ini merek seperti Chevrolet dan Datsun dikabarkan bakal segera hengkang.
Sementara Ford atau Proton, sudah lebih dulu sejak beberapa tahun lalu, sementara Mazda memang sempat ditinggal agen pemegang merk atau APM nya, karenanya meski APM merek Ford dan Chevrolet memutuskan mundur dari Indonesia, beberapa tahun lalu, nyatanya hal tersebut tak menghilangkan minat konsumen untuk membeli mobil dari kedua merek tersebut.
Jika melihat pasaran di Internet dan indeks penurunan harga mobil bekas, mobil Jepang kondisi bekas biasanya terdepresiasi sebanyak 15 sampai 25 persen, sementara mobil Amerika bisa lebih banyak lagi, apalagi jika APM nya mundur seperti Ford dan Chevrolet.
Sekali lagi, sebenarnya karena bukan tidak ada peminat, hanya karena pemilik mobil takut kekurangan suku cadang apabila terjadi kerusakan, apalagi harus indent untuk pembelian dan penggantian, sedangkan perbaikan dan perawatan sudah tentu akan membuat kurang nyaman bagi mereka yang terbiasa di service resminya.
Contoh nyata pada produk Ford atau Chevrolet bisa turun sekitar 20 sampai 30 persen, misal harga bekas normalnya Rp 100 juta, tapi karena satu dan lain hal harganya menjadi Rp 75 jutaan sampai Rp 80 jutaan, peminatnya pun masih banyak, karena biasanya mereka yang cari mobil dengan fitur lengkap, mengerti mobil, atau sebutannya sebagai car enthusiast, sehingga pengguna ini sudah punya bayangan, mau servis dan cari spare part di mana.
Kenapa mobil Jepang lebih laris ?
Ford dan Chevrolet adalah contoh nyata bahwa Indonesia bukan pasar mobil Amerika yang bagus, sedikitnya masih menjadi di bidik oleh perusahan mobil Eropa, seperti Audi, BMW, Mercedes Benz sebagai mobil bagi para warga dengan kelas ekonomiĀ keatas, lalu kenapa mobil pabrikan Jepang begitu diminati ?
Mobil Jepang umumnya memiliki harga suku cadang dan biaya servis yang cenderung lebih murah daripada pabrikan mobil negara lainnya, bahkan suku cadang yang beredar pun sangat banyak, dari yang original hingga aftermarket, sehingga menawarkan rentang harga yang sangat bervariasi,Berbeda dengan mobil asal Eropa misalnya, suku cadang yang beredar lebih banyak original yang harganya cukup tinggi dibandingkan mobil Jepang.
Dan lagi Jaringan servis, dealer, dan distribusi suku cadang mobil-mobil Jepang lebih luas daripada mobil asal negara lain, hal ini yang membuat masyarakat Indonesia lebih banyak memilih mobil Jepang, masyarakat Indonesia jadi tidak khawatir lagi saat pergi mengunjungi keluarga di tempat yang jauh dari kotanya karena suku cadang dan jasa servis mobil Jepang pasti lebih mudah didapatkan, bengkel yang paham mengatasi mobil Jepang pun lebih banyak daripada mobil asal negara lain. Mobil asal negara lain memang canggih, namun kerumitan kelistrikan yang menjadi modal kecanggihan mobil tersebut pun cukup sulit untuk dipahami para mekanik lokal kebanyakan.
Segmen pasar bawah sampai menengah yang disasar merek Jepang di Indonesia ini masih berkutat di cara pandang pentingnya kemudahan mengakses layanan purna jual dan suku cadang, selain itu, mobil Jepang juga mudah dan cenderung harganya stabil saat dijual kembali, hal itu yang jadi keunggulan.
Bagaimana dengan mobil China ?
Meskipun masih tergolong baru, usaha yang sangat bagus untuk ikut bersaing dengan Eropa dan Jepang atau bahkan Korea, Inovasinya pun untuk mobil Tiongkok cukup bisa mengikuti pendahulunya, mulai dari tampilan eksteriornya misalnya, dengan body yang dibilang mirip, mobil Cina berani beradu di Indonesia, contoh Senya S80, ini adalah salah satu contoh dari mobil Tiongkok, dengan desain yang sangat mirip dengan Avanza, tipe ini cocok dijadikan sebagai mobil keluarga.
Semakin banyak yang punya mobil, tentu jalanan jadi semakin ramai dan macet seperti sekarang, untuk mengatasi dan mengkontrol hal tersebut, pemerintah menerapkan pajak progresig untuk kendaraan, dalam hal ini, tarif pajaknya per mobil yang dimiliki, perhitungannya pun ada juga seperti persentasenya menurut harga dari kendaraan itu sendiri.
Dengan adanya kondisi tersebut tentunya orang-orang akan cari aman dengan membeli mobil yang berharga miring namun kualitasnya juga tidak kalah, tapi memang jika dibanding dengan produkan Jepang, tentunya bakal kalah saing, kenapa? itu tadi, harga kalau dirupiahkan sekitar 120 juta-an dan semua orang lebih milih untuk membeli kualitas yang sudah terpercaya.
Apapun mobilnya, selama masih dalam cover asuransi, tentu akan aman dan merasa terlindungi saat berkendara, terlebih di jalan raya Indonesia seperti hari ini, akan lebih baik jika ditambah dengan coverage tambahan seperti Third Party Liability, ataupun asuransi mobil penumpang untuk penumpang, percayakan pembelian asuransi hanya di ASURANSIKU.id.(Arm)