Sebulan setelah virus corona menginvasi di 5 benua di bumi, WHO pun menyatakan bahwa corona adalah penyakit pandemi, beberapa persepsi vulgar pun di kemukakan oleh para tokoh, mulai dari konspirasi global, tatanan dunia baru, perang antar negara adidaya, hingga bio-weapon.
Spreading informasi ini cukup massive bahkan membuat kita tidak bisa menutup kenyataan bahwa virus korona adalah hasil mutasi dari influenza, berdasar informasi yang di sampaikan oleh para ahli virologi, namun virus ini lebih berbahaya apabila menyerang orang yang rentan atau memiliki penyakit akut.
Di Indonesia sendiri, berawal dari seorang suspect korona di sebuah daerah di kota Depok, hingga mendapat cibiran netizen yang menyebabkan sang penderita semakin stress yang kemudian depresi, lalu memperparah kondisi sang pasien teresbut.
Yang kemudian penyakit tersebut menular dengan cepat, tidak butuh waktu lama, pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dirasa kurang efektif bahkan merenggut nyawa beberapa pejabat, pemerintah pusat memberlakukan lockdown, dan menyatakan bahwa covid19 sangatlah berbahaya, banyak masyarakat yang stress di karenakan aktifitas yang terhambat, berkurangnya pendapatan sampai kebiasaan baru yang serba daring dan bermasker.
Cukup bias di banding 1 bulan sebelum lockdown, di mana saat itu banyak pejabat pemerintah serta warganet sendiri yang menganggap corona bukan penyakit untuk orang Indonesia yang terbiasa dengan hal yang tidak higienis, sebuah lelucon yang cukup menghibur, dengan lelucon media sosial macam ini, stress pun berkurang sehingga banyak yang tidak tersugesti, meskipun mungkin pada saat itu sudah ada yang suspect covid-19, namun tidak menjadikan seseorang mengalami sakit parah karena covid.
Apa itu Psikosomatis ?
Sebuah penyakit yang di dasari tekanan mental dan depresi yang menyebabkan munculnya penyakit fisik, gangguang psikosomatis adalah gangguan yang melibatkan pikiran dan tubuh, beberapa penyakit memang dapat di perparah melalui kondisi mental si penderita itu sendiri, contoh hipertensi, diabetes dan lain sebagainya.
Kondisi mental yang semakin memburuk seperti stress atau cemas dapat membuat pasien itu sendiri kambuh, sama halnya ketika seseorang mengalami penyakit jantung atau sakit paru-paru (TBC, pneumonia, cancer dll) lalu terjangkit covid, akan sangat mengkhawatirkan bagi si penderita, yang sebenarnya menurut beberapa pendapat ahli kesehatan, apabila covid di tangani dengan baik pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki penyakit apapun, tingkat kesembuhan pasien covid19 sangatlah tinggi.
Psikosomatis dan Covid serta penyembuhannya
Dikutip dari situs alodokter.com masalah psikosomatis dapat di sembuhkan dengan cara sebagai berikut :
- Psikoterapi, salah satunya dengan metode terapi kognitif perilaku.
- Latihan relaksasi atau meditasi.
- Teknik pengalihan.
- Akupunktur.
- Hipnosis atau hipnoterapi.
- Terapi listrik, yaitu dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
- Fisioterapi.
- Obat-obatan, seperti antidepresan atau obat penghilang rasa sakit yang diresepkan dokter.
Tips dari seorang yang pernah menderita korona tanpa penyakit mematikan adalah, apabila diri kita yakin bahwa tidak pernah menderita penyakit mematikan sebelumnya berdasar rekam medis, namun tiba-tiba kondisi tubuh melemah dan kemudian virus korona menyerang tubuh, cukup tenangkan diri dan melakukan isolasi mandiri dengan pengobatan rumah, selain di karenakan rumah sakit untuk covid sudah penuh, penyembuhan dengan pikiran tenang dapat menghindarkan tubuh dari psikosomatis yang dapat memperparah penyakit covid dalam tubuh.
Lakukan olahraga ringan setiap hari di rumah dan konsumsi makanan bergizi, hindari kontak dengan keluarga yang masih sehat, agar tidak menular, semoga tips bermanfaat dan jangan lupakan asuransi kesehatan untuk perlindungan dan penanganan medis yang cepat apabila membutuhkan layanan di instalasi kesehatan.(Arm)