Seringkali penderita penyakit kritis, baru menyadari ketika telah mengidap penyakit tersebut di kondisi parah, atau paling ringan telah berada di stadium 2, karena penyakit akan terus ada dari risiko berdasar gaya hidup yang dijalani.
Terlebih dari kejadian yang pernah dialami, biasanya kecelakaan atau terjatuh karena suatu aktifitas tertentu, biasanya meninggalkan satu trauma atas bagian tubuh, yang mana bisa menjadi penyakit serius di masa mendatang.
Informasi yang di himpun dari Mercer Marsh Benefits, pada tahun 2019, memprediksi bahwa Indonesia akan terus mengalami kenaikan biaya pengobatan hingga 11% setiap tahunnya, tentu, untuk biaya pengobatan atas suatu penyakit bukanlah hal murah.
Dengan kenaikan ongkos kesehatan seperti ini, maka, menjaga kesehatan guna menghindarkan diri dari ancaman penyakit krisi dimasa mendatang adalah suatu pilihan bijak, lalu apa sajakah contoh penyakit kritis umumnya ?
Dikutip dari Riskesdas pada 2018 (Riset dan Kesehatan Dasar), terdapat beberapa penyakit yang dianggap kritis, yaitu :
Stroke
Suatu penyakit yang menyebabkan aliran darah ke otak menjadi terhambat, yang biasanya disebabkan oleh sumbatan di pembuluh darah karena kolesterol maupun tekanan darah yang menguat, berdasar catatan, pengobatan stroke berada di kisaran 150-450juta rupiah.
Kanker
Penyakit kritis yang paling sering menimpa kebanyakan masyarakat Indonesia dengan tingkat risiko kematian tertinggi, berasal dari sebuah tumor yang mengganas dengan sel yang tumbuh dengan cepat, bisa dialami oleh siapapun, dari kalangan usia berapapun.
Biaya pengobatan kankerpun juga tergolong mahal, beberapa petugas medis menyebut, pengobatan pasien yang mengidap kanker diharuskan menjalani serangkaian pengobatan seperti kemoterapi, operasi juga imunoterapi, tak sampai disana, pasien pun harus di dukung transfusi darah, CT Scan yang apabila total keseluruhan mencapai 300juta rupiah.
Diabetes
Penyakit yang disebabkan tingginya gula darah, menyerang metabolisme secara kronis, yang disebabkan ketidak mampuan tubuh memproduksi lebih banyak insulin, sehingga apabila terdapat luka tubuh, pasien akan kesulitan untuk disembuhkan, dan rawan mengalami penyakit lebih serius, yaitu gangren.
Jantung
Setali tiga uang dengan Stroke, yang berkaitan dengan tekanan darah meninggi, karenanya, penyakit ini seringkali memberi sumbatan terhadap aliran darah di jantung maupun yang membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas.
Beberapa penyakit kritis lainnya juga bisa saja mengancam siapapun, yang tetap harus diwaspadai, seperti gagal ginjal, gangguan syaraf yang biasanya disebabkan oleh trauma tubuh atas kecelakaan, kemudian hepatitis, meningitis, dan tak tertinggal HIV/Aids.
Ancaman menakutkan dari beberapa penyakit diatas seringnya dialami oleh para orang berusia 30+ yang umumnya berperan sebagai kepala rumah tangga, untuk penanggulangan pengeluaran besar, yang tak terduga akan ancaman penyakit-penyakit serius ini, tentu dibutuhkan cadangan keuangan terbaik.
Maka solusi satu-satunya agar, tabungan tidak harus terkuras akan biaya pengobatan yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, adalah dengan cara berasuransi.
Membeli asuransi kesehatan adalah cara bijak agar di masa mendatang tidak harus mengeluarkan uang dengan nominal besar secara terus-menerus untuk kesehatan, ditambah pada masa kini juga asuransi kesehatan seringkali bundling dengan asuransi jiwa, apabila tertanggung meninggal, maka pihak asuransi akan memberikan santunan bagi keluarga tertanggung.(Arm)