Kita semua sepakat bahwa kopi adalah minuman yang sangat digemari, bahkan di Indonesia, dan karena tanah negeri kita yang subur ini, maka masyarakat Indonesia sejak zaman kolonial Belanda telah menanam kopi, hingga negara kita menjadi eksportir cukup besar di Dunia.
Jenis kopi Indonesia rata-rata robusta, namun khas kopi lainnya adalah kopi luwak yang menjadi kopi termahal di dunia, kemudian kopi Mandailing, di susul Toraja, Lampung hingga Aceh, berkaitan dengan komoditas agrikultur, kopi menjadi salah satu penghasil devisa terbaik di negeri kita setelah Karet, Kakao (Cokelat) dan Sawit.
Berbeda dengan jenis kopi Arabika yang rata-rata di produksi di Negeri Samba Brazil, El Salvador, Kosta Rika hingga Kolumbia, jika di ASEAN, Vietnam adalah rival besar Indonesia, meski begitu total keseluruhan kebun kopi di Indonesia adalah 1,24 juta hektar.
Diantaranya 933 hektarya kebun robusta dan 307 hektar lainnya kebun kopi Arabika, namun volume produksi yang kurang stabil membuat kualitas kopi Indonesia jadi kurang terjual luas.
Berkaca pada musim panen 2014 hingga 2015 terdapat penyusutan ekspor kopi global hingga 6,4juta pack biji kopi, yang membuat harga kopi meningkat tajam, di karenakan faktor cuaca yang kurang baik, di tambah meningkatnya konsumsi kopi di negara-negara berkembang.
Potensi petani kopi lokal kini terus menanjak, ditambah program pemerintah yang menggalakkan dan meningkatkan kesadaran asuransi perkebunan kopi pada petani kopi, ditambah permintaan biji kopi nasional makin meningkat seiring gaya hidup masyarakat luas yang menjadikan kopi sebagai sajian atau hidangan untuk konsumsi secara sosial.(Arm)